Fakta Bunga Saffron, Si Emas Merah dari Timur Tengah

Saffron merupakan salah satu jenis rempah termahal di dunia yang dikenal dengan warna merah menyala dan aroma khas yang memikat. Akan tetapi, jarang orang yang tahu bahwa bunga saffron menyimpan fakta.

Memiliki sebutan "si emas merah" karena harganya yang selangit, saffron berasal dari bunga Crocus sativus, tanaman bungan berwarna ungu yang hanya mekar beberapa minggu dalam setahun. Walaupun memiliki ukuran kecil dan tampilannya sederhana, bunga ini menyimpan kekayaan luar biasa dari sisi sejarah, ekonomi, hingga manfaat kesehatannya.

Baca Juga:

1. Asal-Usulnya dari Timur Tengah dan Asia Selatan

Pembudidayaan bunga saffrong pertama kali dilakukan di wilayah sekitar Iran, yang sampai saat ini menyumbang lebih dari 90% produksi saffron dunia. Jenis tanaman ini juga tumbuh di daerah beriklim kering dan sejuk seperti Kashmir (India), Spanyol, Maroko, dan Yunani.

Tapi uniknya, walaupun saffron saat ini dikenal global, tanaman Crocus sativus tak pernah ditemukan tumbuh liar di alam. Tanaman ini merupakan hasil budidaya manusia selama ribuan tahun dan tidak bisa berkembang sendiri tanpa bantuan manusia.

2. Bukan Daun atau Bunga, Tapi Benang Sari yang Diambil

Mungkin banyak yang mengira rempah saffron ini dari bunga atau daunnya, tapi ternyata rempah saffron berasal dari benang sari bunga Crocus sativus. Untuk menghasilkan 1 gram saffron kering, diperlukan sekitar 150–200 bunga.

Jadi bisa dibanyangkan, untuk 1 kilogram saffron murni membutuhkan lebih dari 150.000 bunga yang dipanen secara manual. Sebab proses panennya yang rumit dan jumlah bunga yang dibutuhkan sangat banyak, karena itulah harga saffron menjadi sangat mahal, bahkan harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 50–100 juta.

3. Berbunga Hanya Sekali Setahun

Fakta lain dari bunga saffron ini yaitu proses mekarnya yang sangat terbatas. Bunga Crocus sativus hanya mekar sekali dalam 1 tahun saat musim gugur sekitar Oktober-November, dan hanya bertahan selama 1-2 minggu.

Dengan waktu sesingkat itu, para petani harus memanen seluruh bunga dengan tangan, pagi hari sebelum sinar matahari merusak kualitas benang sari. Hal itulah yang membuat proses panen saffron dikenal sebagai lomba melawan waktu.

4. Simbol Kemewahan Sejak Zaman Kuno

Sejak zaman Mesir kuno, Yunani, sampai Romawi, safrron sudah digunakan sebagai bahan parfum, pengobatan herbal, dan pewarna kain bangsawan. Di negara India, saffron dianggap suci dan digunakan dalam ritual spiritual ataupun pengobatan Ayurveda.

Bahkan Cleopatra, ratu Mesir Kuno konon menggunakan air saffron untuk merendam tubuhnya agar kecantikan kulitnya terjaga. Pada abad pertengahan di Eropa, saffron digunakan untuk mewarnai jubah raja dan pakaian para bangsawan sebab warnanya yang kaya dan tahan lama.

5. Aroma Unik, Rasa Khas, dan Warna Alami

Memiliki aroma khas yang berasal dari senyawa bernama safranal, yang memberi wangi harum dan hangat. Ketika saffron direndam maka air rendaman tersebut akan berwarna kuning keemasan, warna ini berasal dari crocin, zat pewarna alami yang sangat kuat.

Walaupun hanya sedikit digunakan dalam makanan, saffron mampu memberikan rasa yang kompleks, sedikit pahit, floral, dan earthy, serta tampilan visual yang mewah. Tidak mengherankan jika rempah saffron dijadikan bahan utama dalam masakan seperti paella (Spanyol), biryani (India), dan risotto alla Milanese (Italia).

6. Kaya Manfaat Kesehatan yang Terbukti Ilmiah

Tak hanya cantik dan mahal, tapi saffron juga kaya manfaat. Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan saffron mempunyai sifat antioksidan, antidepresan, dan anti-inflamasi. Berikut ini beberapa manfaat mengonsumsi saffron.

  • Membantu meningkatkan mood dan mengatasi depresi ringan
  • Menjaga kesehatan mata
  • Menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah
  • Meningkatkan kualitas tidur
  • Mengurangi gejala PMS pada wanita

Akan tetapi, karena saffron sangat pekat, konsumsinya harus dalam dosis kecil. Karena jika lebih dari 5 gram per hari bisa berbahaya.

Proses pertumbuhan tanaman lebih optimal dengan greenhouse plastik UV! Anda butuh plastik UV untuk greenhouse? Lim Corporation tempatnya! Info harga produk cek DISINI!

7. Harga Mahal, Tapi Nilai Ekonominya Tinggi

Meskipun harga saffron mahal, tapi rempah ini banyak dicari untuk konsumsi pribadi ataupun industri kecantikan dan kesehatan. Dari beberapa negara penghasil seperti Iran dan India menjadikan saffron sebagai komoditas ekspor unggulan.

Sedangkan di Indonesia sendiri permintaan akan saffron meningkat, khususnya untuk pengusaha herbal, katering premium, dan minuman kesehatan. Saat ini, banyak toko online yang menjual saffron impor, bahkan tersedia dalam kemasan kecil mulai dari 0,5 gram supaya lebih terjangkau.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement